Memainkan Peran Hangatkan Hubungan

PERNAH berfantasi aneh-aneh? Misalnya, bercinta di tepi pantai, di alas pasir dan ditemani debur ombak yang menenangkan. Atau, lebih sederhana lagi. Memadu kasih dengan David Beckham yang ganteng dan seksi? Semua orang punya fantasi dalam kehidupan seksual, termasuk perempuan. Kalau biasanya hanya disimpan sendiri, cobalah berbagi dengan pasangan lain praktikkan berdua. Misalnya, bermain peran. Ini bisa menjadi variasi hingga kegiatan bercinta dalam rumah tangga tidak terasa sebagai rutinitas belaka. Dengan sedikit usaha dan persiapan, fantasi-fantasi tersebut bisa diwujudkan bersama pasangan tercinta melalui permainan peran yang asyik. Bermain peran dalam hubungan seks atau kerap disebut role play disarankan oleh para ahli. Terlebih, buat pasangan yang sudah lama menikah atau menganggap seks sebagai bagian dari rutinitas belaka. Memainkan peran sesuai fantasi sudah pasti akan membawa Anda keluar dari rutinitas yang kadang membosankan tersebut. "Melakukan hubungan seks sembari memainkan peran yang sama sekali berbeda daripada kehidupan sesungguhnya punya banyak manfaat. Pasangan jadi lebih kreatif di ranjang," jelas Evelyn Fisboin, terapis perkawinan dan keluarga dari Mind Spectrum Institute, Florida. Dalam role play, kita bisa menjadi apa saja sesuai dengan keinginan. Jalannya peran juga berbeda, bergantung kenyamanan pasangan. Ada yang memainkan peran hanya melalui dialog. Artinya, pasangan berpura-pura menjadi orang yang dibayangkan, tanpa kostum dan perlengkapan pendukung lain. Ada pula yang menggunakan peranti lengkap. Misalnya, memakai terusan putih khas suster rumah sakit. Untuk si dia, cukup memakai jas putih dan stetoskop. Skenario lain, ambil dress bergaya corporate berwarna gelap, lengkapi kacamata besar plus birkin bag. Lantas, minta suami mengenakan seragam LA Galaxy nomor 23. Pasangan Victoria dan David Beckham pun siap beraksi. "Anda juga bisa mereka-reka sendiri dialog dan adegan. Tidak perlu bikin skenario yang harus dihafal selama berhubungan seks. Mengalir saja, yang penting sesuai dengan peran," jelas Fisboin. "Tidak menjadi diri sendiri membuat pikiran lebih bebas. Anda bisa benar-benar melepaskan diri dari keseharian yang melelahkan," papar dia. Efeknya, imbuh Fisboin, akan muncul keberanian untuk menjajal gaya-gaya yang biasanya tidak pemah dilirik "Kalau biasanya suami selalu meminta posisi missionary, ajaklah bermain menjadi ibu direktur dan manajer pemasaran. Dengan menjadi bos, Anda bisa mengambil alih dominasi," tuturnya. Dalam tataran ekstrem, tidak jarang pasangan tergoda mencoba peran yang mengerikan. Misalnya, dengan tangan terikat atau mulut tersumpal. Fisboin mengatakan, role play sah-sah saja selama pasangan bisa menikmati. "Pastikan fantasi Anda dan suami aman. Jangan lupa selalu mengecek apakah ikatannya menyakiti atau semacamnya. Yang paling penting, tidak ada yang melakukannya dengan terpaksa," tegas dia. Role play, selain mengeksplorasi peran-peran yang sebelumnya hanya ada dalam imajinasi, juga meningkatkan intimacy suami istri. Sebab, berbagi fantasi membutuhkan konfidensi dan kepercayaan yang lebih kepada pasangan. Perasaan malu, takut ditertawakan, sampai takut ditolak sudah dilewati.untuk menghindari reaksi penolakan dari suami, relationship expert Johanna Lyman mengingatkan pasangan untuk selalu berkomunikasi sebelum menjalankan aksi. Sampaikan keinginan atau fantasi dengan cara yang halus dan tidak membuat si dia merasa ditolak atau dilupakan. "Ingatkan dia bahwa Anda ingin melakukan role play sebagai variasi dari kegiatan seksual.Tidak melulu karena Anda merasa bosan" jelas Lymann. Role play bisa menjadi bagian integral untuk menjaga gairah suatu hubungan yang sudah lama berlangsung. Di sini yang lebih bermain adalah imajinasi dan bukan melulu libido.

0 komentar:

Posting Komentar